Lima Jurus Agar Lebih Kreatif
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Ada sejumlah jurus yang layak dicoba jika kita ingin memacu potensi kreatif kita, yang mungkin kita merasa telah mewarisinya secara genetik dari orang tua.
Seperti disebutkan oleh Hal Gregersen maupun hasil sejumlah riset lainnya, membangkitkan potensi kreatif itu mesti melalui banyak cara yang mesti ditempuh secara serentak: bertemu banyak orang, memperhatikan orang lain bekerja dan beraktivitas, menyerap pengetahuan dan pengalaman, bekerja sama, hingga melatih diri dengan keras.
Tapi, untuk menjadi kreatif, seperti dicontohkan oleh banyak insan kreatif, yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah cara berpikir atau mindset. Cara berpikir, perspektif, cara pandang terhadap diri sendiri maupun segala hal di luar diri kita akan menentukan bagaimana kita bersikap dan bertindak: memilih melakukan ini atau itu, misalnya.
Ada sejumlah jurus yang layak dicoba jika kita ingin memacu potensi kreatif kita, yang mungkin kita merasa telah mewarisinya secara genetik dari orang tua. Pertama, dimulai dari pikiran: ingatlah bahwa kita bukanlah satu-satunya sumber gagasan, apa lagi merasa diri sumber gagasan yang selalu hebat dan benar. Jadi, bersikaplah sebagai khalayak yang apresiatif terhadap pandangan dan ide orang lain. Ajukanlah pertanyaan yang mengilhami, memantik inspirasi, dan mengusik rasa ingin tahu. Seraplah gagasan dari manapun datangnya, baru disaring kemudian. Orang lain, kerumunan sekalipun, adalah juga sumber gagasan bagi kita.
Jurus kedua, bersikaplah terbuka untuk bekerja sama dengan orang lain. Gagasan kolaborasi selalu mampu menarik ide-ide bagus dari berbagai sumber yang sangat mungkin memperkaya gagasan Anda. Banyak kepala berpotensi memperkaya warna ide-ide Anda. Beranikan diri untuk mendefinisikan superstar sebagai orang yang membantu orang lain agar berhasil, bukan orang yang berhasil menjadikan diri sendiri saja yang hebat (sebab, pada dasarnya orang yang mampu menjadikan orang lain hebat adalah orang hebat).
Jurus ketiga, doronglah agar tercipta keragaman di dalam berkolaborasi. Jangan ambil orang yang seragam: seragam latar belakangnya, seragam pikirannya, seragam gagasannya. Keragaman latar belakang, usia, pengalaman, mimpi, keterampilan akan menjadikan tim kolaboratif semakin kaya warna untuk mewujudkan ide-ide kreatif. Jadi, bukalah pintu bagi masuknya orang-orang kreatif dari luar agar virus kreativitas menular ke seluruh tim—dan terutama menulari diri kita.
Jurus keempat, beranilah menerima kegagalan dan memetik madusarinya. Manusia cenderung takut gagal, lantaran itu menjadi penting untuk menciptakan keamanan psikologis pada diri kita untuk memaksimalkan pembelajaran dari kegagalan. Menjadi penting untuk mengenali ragam kegagalan dan bagaimana mengambil manfaat dari kegagalan itu. Dalam organisasi, meyakinkan banyak orang bahwa kegagalan bagian dari proses belajar tidaklah mudah.
Jurus kelima, motivasi diri sendiri agar berani menghadapi beragam tantangan. Atasi setiap rintangan yang menghalangi upaya mewujudkan potensi kreatif kita. Dalam organisasi, leher botol yang menyumbat kreativitas kadang-kadang terletak di jenjang atas: para manajer yang sudah merasa nyaman dengan situasi sekarang dan enggan berubah. Pada diri kitapun, rasa nyaman serupa bisa mencekam sehingga kita enggan untuk mencoba sesuatu yang baru. Kita harus cukup mandiri dan punya cukup kebebasan untuk melakukan sesuatu. Dan jika kita dalam posisi lebih senior juga harus terbuka untuk memberi peluang bagi orang lain untuk belajar. Dalam bisnis, ada tujuan lebih tinggi yang mesti diraih dari sekedar keuntungan finansial. Apa lagi, dalam hidup. **

Penulis Indonesiana
1 Pengikut

Di Musim Corona, Hati-hati Jangan Sampai Menghina
Selasa, 14 April 2020 05:33 WIB
Bila Jatuh, Melentinglah
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBArtikel Terpopuler